BLANTERVERIONv101
TEMPLATEVERIONv101

Rasian Chapter 6 Mr.M

Kembang Wae
Image

 

Rasian

Chapter 6 : Mr.M

 

            Ilalang berayun terkena semilir angin yang sibuk bergerak kesana kemari. Matahari bersinar dengan lembut seperti menyapa pada penghuni alam sekitar. Awan tak kalah sibuk, bergerak kesana kemari mengikuti kemana angin pergi. Begitu asri. Suasana sejuk yang menentramkan. Namun tiba-tiba suara gaduh terdengar dari langit. Membukakan sebuah portal dan Brugh. Sebuah benda terjatuh. 

            “Aduh.”                 

            “Aw.”

            “Kalian tidak apa-apa ?” Varez berdiri dengan mengusap-usap bagian tubuhnya yang sakit. Kemudian membantu kedua temannya.

            “Aduh. Lututku sakit banget.” Keluh Ve mengusap kakinya. Zi masih sibuk dengan lengan tangannya yang lebih terasa sakit karena waktu terjatuh dijadikan sebagai tumpuan.

            “Kalian tidak apa-apa ?” Tanya Varez sekali lagi. Memastikan jika temannya dalam keadaan baik-baik saja.

            “Aman. Cuma sakit aja di sini.” Jawab Ve dengan menunjukkan lututnya yang sakit. Zi menambahi dengan anggukan. “Syukurlah jika tidak ada yang terluka.” Batin Varez berucap. Entah kenapa dia selalu khawatir terhadap kedua temannya itu.  Mungkin karena nalurinya sebagai laki-laki. Jadi dia harus menjaga kedua teman perempuannya itu.

            “Zi. Ini dimana ?”

            Zi yang ditanya hanya diam. Kepalanya terasa pusing sekali. Pandangan matanya buram. Ia mencoba memfokuskannya. Melihat sekeliling sambil memegangi kepala. “Tempat ini ?” Zi bergumam. Rasa sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi. Seperti berputar-putar mencari suatu ingatan yang hilang.

            Seakan muncul gambaran taman bunga berganti dengan padang ilalang yang menguning. Menggantikan aroma wangi dari bunga-bunga di taman itu. Setangkai bunga ditangannya yang kemudian menghilang. Seseorang yang memberinya nama. Seseorang yang mengajaknya pergi dan menjanjikan bertemu lagi.  Semua itu terlintas jelas dalam pikiran Zi.

            “Zi ?” Varez bertanya kembali. Sepertinya ia tahu jika Zi sedang sakit kepala. Varez kemudian membawa Zi ke bawah pohon rindang yang tidak jauh dari tempat mereka terjatuh. Bersama Ve ia menuntun Zi kemudian mendudukkannya di tanah. Menyandarkan kepala Zi pada batang kayu pohon.

                “Zi kau tak apa ?” Kali ini Ve yang bertanya cemas. Zi tersenyum kecu menahan sakit di kepalanya. Semilir angin datang berhembus pelan. Menerbangkan helai-helai rambut seakan sedang mengusap kepala Zi. Mencoba untuk menghilangkan rasa sakit. Benar saja. Rasa sakit di kepala Zi lenyap begitu saja.

            “Halo Nona manis.” Seorang laki-laki datang menyapa. Zi, Ve dan Varez terkejut melihatnya.

            “Siapa kau ?” Tanya Zi cepat dengan sikap mencurigai.

            “Aku pemilik tempat ini. Sama seperti dirimu Nona.” Jawab laki-laki itu dengan senyum ramah. “Perkenalkan aku yang akan memandu dan menjagamu. Panggil saja aku Mr. M.”

            “Mr. M kau yakin itu namamu ?” Zi masih menyelidik curiga.

            “Sangat yakin Nona.”

            “ Lalu tempat apa ini ?”

            “Seharusnya aku yang bertanya itu padamu Nona. Kau yang mengundang saya dan teman anda untuk pergi kesini bukan ?” Laki-laki itu justru balik bertanya

            Zi kebingungan. Bagaimana bisa ia yang mengundang mereka ? “Buku. Buku itu. Ve bagaimana bisa kau menyuruhku untuk membuka buku itu ?” Zi bertanya menyadari sesuatu.

            “Surat yang ada di buket bunga Zi. Dalam surat itu tertulis menyuruh untuk membuka buku di antara halaman 13 dan 14.” Ve mencoba menjelaskannya.

            “Bukannya tulisan dalam surat itu tidak bisa terbaca ya ?” Varez menimpali.

            “Aksara Yunani kuno. Dari simbol-simbol semua itu lah tersusun membentuk kalimat. Biasanya simbol itu hanya digunakan dalam perumpamaan rumus matematika atau fisika.__”

            “Semisal alpa beta gamma.  Alpa yang tertransliterasi menjadi abjad A, Beta B dan Gamma G. Begitukan ?” Zi memotong penjelasan Ve dan Ve mengangguk membenarkannya.

            “Sepertinya kecerdikan anda masih sama seperti dulu Nona.”

            “Bagaimana kalian bisa tahu ? Aku saja malas melihatnya.”

            “Itulah untungnya dari membaca Varez. Kau dapat mengetahui banyak hal. Tidak hanya otot saja yang kau andalkan.” Ve mengomeli Varez. Sedangkan yang diomeli mengacuhkannya.

            “Jadi kalian sudah mengerti tempat apa ini ?” Ucap Mr.M mengalihkan mereka semua.

            “Dunia mimpi.” Jawab mereka serempak. Mr.M tersenyum mengangguk.

            “Jadi ini yang dinamakan lucid dream. Keadaan dimana bisa mengatur mimpi kita sendiri.” Varez menggerak-gerakkan tangannya tak percaya jika sekarang ia berada dalam dunia mimpi dengan keadaan sadar. “Bagaimana dengan terbang ?” Belum selesai Varez bertanya ia sudah melayang jauh ke atas. Varez berteriak kesenangan. Ve dan Zi ingin mengikuti tapi tiba-tiba brugh. Varez terjatuh.

            “Bagaimana bisa aku tidak dapat melakukan itu ?” Tanya Varez dengan kesakitan.

            “Itulah sebabnya kalian perlu berlatih dahulu.” Mr.M berucap dengan membantu Varez berdiri.

            “ Di dalam lucid dream memang kau bisa mengontrol tubuhmu sendiri dalam mimpi dan bahkan melakukan sesuatu yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Seperti terbang misalnya. Namun, kalian perlu berlatih untuk melakukan itu. Lucid dream adalah dunia kreativitas tanpa batas. Semuanya terjadi karena imajinasi dan pemikiran kalian. Jika imajinasi dan pikiran kalian kacau. Maka yang terjadi juga kacau. Dan perlu kalian ketahui sebebas apa pun aturan di dunia ini tetap ada batasan yang perlu kalian taati.” Ujar Mr.M menjelaskan kepada mereka.

            “Sekarang coba kalian pikirkan benda yang tidak mungkin kalian dapatkan di dunia nyata.” Perintah Mr.M

            Zi, Ve dan Varez melakukannya. Zi mencoba membayangkan segenggam berlian ditangannya. Ve membayangkan makanan impiannya. Dan Varez tidak diketahui imajinasi apa yang sedang ia bayangkan.

            Beberapa detik kemudian. Semua itu terwujud di depan mereka.

            “Astaga !!!” Pekik mereka kompak bersamaan. Mata mereka membelalak tak percaya. Bagaimana bisa berlian seharga 40.000 US dolar setiap gramnya kini ada di dalam genggaman Zi. Semangka Densuke yang terkenal sangat langka hanya tumbuh di Hokaido, Jepang dan cuma ada 10.000 buah pertahunya saat ini ada dalam dekapan Ve. Serta sebuah majalah dewasa yang menampilkan wanita-wanita berpakaian sexy ada dalam tangan Varez.

            “Tunggu dulu. Apa ini ?” tanya Ve saat mengetahui apa yang ada pada tangan Varez.

            “Majalah dewasa ?!!! Dasar mesum !!!” Bentak Ve dan Zi bersamaan.

            “Mau bagaimana lagi benda ini yang tak mungkin aku dapatkan di dunia karena waktu itu kalian tak memberiku waktu dan terus ada di dalam kamar kos ku. Jadi aku tak bisa membelinya. Padahal waktu itu tinggal tersisa satu di toko onlinenya.” Bela varez dengan menampilkan wajah polosnya.

            “Hilangkan semua itu !” Perintah Mr.M selanjutnya. Yang kemudian ditolak mentah-mentah oleh mereka.

            “Tidak aku tidak akan menghilangkan segenggam berlian ini.” Ucap Zi.

            “Aku juga. Setidaknya ijin kan aku mengicipnya dulu. Kata orang-orang semangka ini enak sekali. Tekstur garing dan manis akan memanjakan orang yang memakannya.” Ve menimpalinya.

            “Tidak akan pernah ku hilangkan majalah limited edition ini !” Varez ikut-ikutan.

            “Hilangkan saja semua itu nona-nona dan tuan.” Mr.M mengulangi perintahnya. “Toh kalian bisa mewujudkannya lagi nanti kalau kalian bisa lolos dari latihan ini.”

             Mau tidak mau mereka melakukan hal yang diperintahkan oleh Mr.M. Segenggam berlian, Semangka Densuke dan sebuah majalah dewasa kini hilang dari hadapan mereka. Zi, Ve dan Varez menampilkan wajah sedihnya.

            “Lakukan semua itu berkali-kali !” Mr.M berkata lagi dengan perintahnya. Mereka pun melakukan semua itu. Berlatih terus menerus di bawah pohon pada padang ilalang tersebut.

            Zi mencoba memuncul benda-benda impiannya yang belum bisa Zi miliki di dunia nyata. Ve berkali-kali menampakkan makanan impiannya. Sedangkan Varez tetap gigih dengan menampakkan dan meniadakan majalah dewasanya berulang kali.

            Hingga saat sebuah angin berhembus kuat menerpa mereka. Mr.M berkata “Sepertinya cukup ini dulu. Sampai jumpa lagi.”

            Seketika seluruh tempat itu perlahan menjadi hitam. Merambat cepat menghampiri mereka seakan menghapus seluruh tempat itu dan hilang dalam ketiadaan.

            Pyash. Tubuh Zi, Ve dan Varez lagi-lagi terpelanting ke udara dengan sangat cepat saat seluruh tempat itu telah menjadi hitam legam.

            Bunyi alarm dari handphone Zi menggema begitu keras. Mata Zi mengerjap-erjap memandang sekitar. Ruangan dengan berwarna hijau itulah yang dilihatnya. Sepertinya ia tertidur dibangku meja belajarnya. Zi mencoba mengingat apa yang terjadi.

            “Astaga !” teriak Zi. Kemudian ia mengecek handphonennya. Sepertinya Ve dan Varez terbangun lebih dulu dari pada dirinya. Group chat rame sekali hanya karena kejadian yang baru saja menimpa mereka. Varez masih saja tak percaya dengan apa yang dialaminya dan Ve dengan logika dalam novel bacaannya mencoba menerima semua itu.

            Untunglah hari ini jam kuliah mereka kosong. Jadi segera saja mereka melakukan pertemuan sidang darurat. Lokasi ada pada meja bundar café favourite mereka.

            “Kita harus cari Mr.M.” Ve memulai pembicaraan mereka.

            “Tapi dimana ? Bodohnya kita belum menanyakan apapun tentang dia. Dia tinggal dimana ? Lebih penting lagi apakah dia itu manusia sama seperti kita atau hanya makhluk imajiner saja.” Zi menjawab. Mereka semua terdiam.

            “Kalian membicarakan saya nona-nona dan tuan ?”  Seorang pria berpakaian rapi dengan kemeja hitam berlapiskan vest putih datang lalu dengan tiba-tiba berkata seperti itu. Pawakannya yang besar dan juga tinggi membuatnya terlihat keren dengan setelan yang dipakainya. Ditambah wajah maco dengan kumis tipis yang terpotong rapi.

            “Mr.M !!!” Seru Zi, Ve dan Varez bersamaan memenuhi seluruh isi café. Mr.M hanya tersenyum.

Image
Image

Comments

BLANTERVERIONv101