Siapa yang nggak pernah pengen disukai sama semua orang? Tapi, kalau sampai jadi people pleaser, alias orang yang selalu berusaha menyenangkan semua orang, ada risiko yang harus diperhatikan, terutama dalam karir. Yuk, kenali dulu ciri-ciri people pleaser dan apa yang bisa terjadi pada perjalanan kerja mereka.
1. Sulit Mengatakan "Tidak"
Salah satu tanda paling jelas adalah kesulitan menolak permintaan, walau sebenarnya sudah kewalahan. Karena takut mengecewakan, tugas jadi menumpuk dan akhirnya kewalahan sendiri.
2. Terjebak dalam Beban Kerja Berlebihan
Karena selalu bilang iya, beban kerja sering nggak seimbang. Ini bisa bikin stres meningkat dan kualitas kerja menurun, padahal hasil kerja harus tetap optimal.
3. Kurang Percaya Diri dalam Mengambil Keputusan
Rasa takut membuat orang lain kecewa bikin pengambilan keputusan jadi ragu-ragu. Ini berpotensi membuat kesempatan karir terlewat karena takut salah langkah.
4. Rentan Dieksploitasi oleh Rekan Kerja
Seringkali people pleaser jadi sasaran untuk dimintai tolong terus-menerus, bahkan untuk hal yang nggak masuk akal. Tanpa batas yang jelas, posisi dan wibawa di kantor bisa melemah.
5. Tidak Fokus pada Kebutuhan dan Tujuan Pribadi
Karir yang sehat membutuhkan fokus pada tujuan sendiri. Tapi, kalau terlalu sibuk menyenangkan orang lain, rencana pengembangan diri jadi terbengkalai.
6. Sulit Membangun Hubungan Profesional yang Seimbang
Hubungan kerja harus saling menguntungkan. Jika terlalu mengorbankan diri, hubungan jadi timpang dan tidak dihargai secara profesional.
7. Berpotensi Mengalami Burnout
Kombinasi beban berlebihan dan tekanan emosional bikin tubuh dan pikiran mudah lelah. Burnout bukan cuma bikin semangat hilang, tapi juga bisa menurunkan performa jangka panjang.
8. Kesulitan Mendapatkan Pengakuan yang Layak
Karena selalu mundur di belakang, hasil kerja sering nggak kelihatan. Padahal, pengakuan dan apresiasi adalah bahan bakar penting untuk kemajuan karir.
9. Harus Belajar Membuat Batasan Sehat
Meski ingin tetap ramah dan membantu, penting untuk punya batas yang jelas. Mengatur batas bisa menjaga keseimbangan kerja dan hubungan dengan kolega tetap positif.